Warga RT 16, Kampung Maumolo, Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kini merasakan wajah baru dunia pertanian berkat bantuan sumur bor dari Fransiscus Go melalui Yayasan Felix Maria Go (YFMG). Bantuan tersebut menjawab persoalan menahun yang dialami masyarakat terkait keterbatasan air bersih.
Selama bertahun-tahun, warga setempat kesulitan memperoleh sumber air, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka terpaksa membeli air dari mobil tangki dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per minggu. Situasi ini sangat memberatkan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang serba terbatas.
Padahal, sekitar 10 hingga 15 tahun lalu, Maumolo dikenal sebagai pemasok utama hortikultura untuk Kota Kefamenanu. Namun dalam satu dekade terakhir, kondisi itu berubah drastis akibat berkurangnya sumber air. Warga hanya bisa mengandalkan sumur manual atau berjalan jauh sejauh 500 meter hingga 1 kilometer demi mendapatkan air.
Kehadiran sumur bor dari YFMG membawa angin segar. Selain menyediakan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, fasilitas ini juga membuka peluang bagi warga kembali menghidupkan lahan hortikultura. Lebih dari itu, proses pembangunan bak penampung turut memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Fridus Obe, warga RT 17 Maumolo, menyebut sosok Fransiscus Go sangat dekat dengan warga. Bantuan sumur bor disebutnya sebagai hadiah terindah bagi masyarakat, karena menjawab kebutuhan mendesak yang sudah lama dirasakan. Hingga kini, bak penampung pertama telah rampung, sementara bak kedua sedang dalam tahap penyelesaian.
Tokoh muda Maumolo, Stefanus Kefi, mengenang masa lalu saat debit air di kampung mereka begitu melimpah. Namun, sejak sumber air di bawah pohon besar mengering, masyarakat harus berjuang keras memenuhi kebutuhan air. Ia bersyukur YFMG turun tangan dengan pendekatan yang melibatkan masyarakat dan menghormati adat setempat.
Keterlibatan YFMG tidak hanya sebatas membangun sumur bor. Mereka juga menyiapkan pendampingan jangka panjang agar masyarakat bisa mandiri. Program pemberdayaan ini meliputi pengembangan ekonomi kreatif, pemanfaatan potensi alam, serta peningkatan keterampilan masyarakat.
Ketua YFMG, Fransiscus Go, menegaskan bahwa kekuatan bangsa dimulai dari desa. Menurutnya, pemberdayaan Maumolo menjadi contoh bahwa masyarakat mampu berdiri tegak jika mendapat kesempatan dan pendampingan yang tepat. Dengan begitu, desa bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Hingga kini, sudah ada dua unit sumur bor lengkap dengan bak penampung berukuran jumbo di Maumolo. Tak jauh dari lokasi itu, juga dibangun rumah tanaman hidroponik dengan instalasi perpipaan yang terhubung langsung ke bak penampung. Fasilitas ini diharapkan menjadi awal kebangkitan pertanian hortikultura Maumolo.
Kehadiran program YFMG di Maumolo menghadirkan optimisme baru. Dengan adanya sumber air yang terjamin, masyarakat kembali memiliki harapan untuk menghidupkan kembali kejayaan sebagai lumbung hortikultura di TTU, sekaligus meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.