Kuan Maumolo: Dari Kekeringan Menuju Kemandirian dan Kehormatan

Di balik perbukitan kering Timor Tengah Utara, ada secercah harapan yang mulai tumbuh di Kampung Maumolo. Kampung yang dulu identik dengan kekeringan dan keterbatasan itu, kini perlahan berubah menjadi simbol kemandirian dan kerja keras. Perubahan ini tidak datang tiba-tiba, melainkan hasil pendampingan penuh kasih dari Yayasan Felix Maria Go (YFMG) di bawah pimpinan Fransiscus Go.

Fransiscus percaya bahwa setiap manusia telah dibekali Tuhan dengan modal untuk hidup layak dan bermartabat — akal, tenaga, dan tanah. Dengan tiga hal sederhana itu, warga Maumolo diajak untuk bangkit dan memulai langkah baru.

“Kemandirian lahir ketika seseorang menyadari bahwa Tuhan telah memperlengkapi kita sepenuhnya,” ujarnya dalam wawancara bersama RakyatNTT.ID*, Rabu (5/11/2025).

Semangat Tumhiho, yang berarti “tumbuh mandiri dan hidup terhormat”, menjadi roh utama gerakan ini. YFMG tidak datang membawa janji atau ketergantungan, melainkan menyalakan api perubahan. Bantuan yang diberikan bukan untuk menggantikan usaha warga, tetapi menjadi bibit yang ditanam agar tumbuh menjadi pohon kemandirian.

Pelatihan demi pelatihan diberikan. Ibu-ibu belajar membuat kue dan mengolah hasil pertanian. Para pemuda mencoba bertani secara modern, mempraktikkan hidroponik dan mengelola bibit sayur. Anak-anak sekolah diajari menanam, membuat totebag, dan mengelola air. Semua kegiatan kecil ini menumbuhkan satu hal besar — rasa percaya diri bahwa mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Fransiscus Go menyebut, gotong royong modern menjadi kunci kemajuan desa. Warga tidak boleh saling menunggu, tetapi harus saling menguatkan. “Tumhiho bukan sekadar bekerja bersama, tapi bergerak bersama tanpa kehilangan kemandirian,” tegasnya. Di Maumolo, semangat itu kini mulai terlihat: tangan-tangan yang dulunya hanya menengadah, kini bekerja, menanam, dan berbagi.

Tak hanya ekonomi dan keterampilan, pendidikan juga menjadi pondasi perubahan. Bagi Fransiscus, ilmu adalah akar kemandirian. Melalui pelatihan wirausaha, pengelolaan keuangan, hingga pengolahan hasil lokal, generasi muda Maumolo dibentuk menjadi pemimpin masa depan. Mereka tidak hanya diajari mencari nafkah, tetapi juga menjaga kehormatan.

“Hidup terhormat berarti hidup dari keringat sendiri, bukan belas kasihan,” kata Fransiscus. Nilai integritas ini menjiwai setiap langkah gerakan Tumhiho. Warga diajak untuk menanamkan rasa malu jika menipu, dan bangga jika bekerja jujur. Dari sanalah lahir masyarakat yang kuat, tangguh, dan bermartabat.

Amandus Taena, Kepala SDN Maumolo, menyampaikan rasa syukurnya. Ia menyebut program YFMG membawa perubahan nyata — dari sumur bor yang mengalirkan air bersih, hingga pelatihan yang menghidupkan harapan. “Air itu seperti kehidupan baru bagi kami. Sekarang kami bisa kembali menanam sayur seperti dulu,” ujarnya dengan mata berbinar.

Senada dengan Amandus, Marselinus Amsikan, Kepala SMP Satap Negeri Maumolo, menambahkan bahwa program pelatihan dari YFMG membuat anak-anak lebih bersemangat belajar. “Mereka bangga bisa menanam sayuran sendiri, membuat totebag, dan melihat hasil kerja tangan mereka bermanfaat. Ini bukan hanya pelajaran, tapi pengalaman hidup,” ucapnya penuh haru.

Kini, Maumolo tidak lagi sekadar kampung di ujung NTT. Ia menjadi simbol bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dengan semangat Tumhiho, warga Maumolo membuktikan bahwa hidup terhormat tidak bergantung pada bantuan, tetapi tumbuh dari kerja keras, ilmu, dan kebersamaan. Di tanah yang dulu kering, kini tumbuh harapan baru — harapan tentang manusia yang berani bermimpi dan bekerja untuk mewujudkannya.

Latest News

Yayasan Felix Maria Go – YFMG (Felix Maria Go Foundation) is a foundation dedicated to improve life of the needy specifically in Timor Island. Established in 2011 by the sons and daughters of late Mr. Felix Go and Mrs. Maria Goreti Salassa Go.

Contact US

Jl. Soekarno No. 40, Kefamenanu, Timor Tengah Utara District, Nusa Tenggara Timur Province Indonesia.

© 2023 All Rights Reserved

Bahasa »